Tema Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun 2023, “Mental Health in an Unequal World”, mengajak kita untuk bersama-sama mewujudkan dunia yang lebih baik bagi semua orang, termasuk orang-orang dengan masalah kesehatan mental. Tema ini juga mengingatkan bahwa semua orang berhak mendapatkan perawatan yang berkualitas.
Kesehatan mental yang diwujudkan juga dapat mencegah terjadinya kekerasan seksual. Keduanya memiliki hubungan yang saling terkait. Kesehatan mental yang baik dapat membantu seseorang untuk lebih mampu melindungi diri dari kekerasan seksual, sedangkan kekerasan seksual dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental seseorang.
Kesehatan mental yang baik dapat membantu seseorang untuk lebih mampu melindungi diri dari kekerasan seksual, sedangkan kekerasan seksual dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental seseorang.
Orang dengan kesehatan mental yang baik cenderung memiliki konsep diri yang positif, rasa percaya diri yang tinggi, dan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Hal-hal ini dapat membantu mereka untuk lebih mampu mengenali situasi yang berbahaya dan mengambil tindakan untuk melindungi diri.
Selain itu, orang dengan kesehatan mental yang baik juga cenderung memiliki jaringan dukungan sosial yang kuat. Jaringan dukungan sosial ini dapat memberikan dukungan emosional dan praktis yang dapat membantu seseorang untuk pulih dari kekerasan seksual jika terjadi.
Disisi lain, kekerasan seksual dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental seseorang. Kekerasan seksual dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, diantaranya depresi, kecemasan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan makan, penyalahgunaan zat, pikiran bunuh diri.
Dampak psikologis kekerasan seksual yang paling umum adalah trauma. Trauma adalah respons emosional yang dapat terjadi setelah mengalami peristiwa traumatis, seperti kekerasan seksual. Trauma dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti merasa takut, cemas, atau waspada; merasa bersalah atau malu; memiliki pikiran atau mimpi buruk tentang peristiwa traumatis; menghindari tempat atau orang yang mengingatkannya pada peristiwa traumatis; mengalami kesulitan tidur atau berkonsentrasi; merasa putus asa atau ingin bunuh diri. Gangguan mental ini dapat memperburuk gejala trauma dan membuat korban lebih sulit untuk pulih.
Stres yang dialami korban kekerasan seksual juga dapat mengganggu fungsi dan perkembangan otaknya. Stres dapat menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi otak, yang dapat berdampak pada kemampuan berpikir, belajar, dan mengingat.
Masalah-masalah kesehatan mental ini dapat membuat seseorang lebih sulit untuk melindungi diri dari kekerasan seksual di masa depan.
Berikut adalah beberapa upaya pencegahan kekerasan seksual yang berfokus pada kesehatan mental:
- Pendidikan tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Pendidikan ini dapat membantu orang untuk memahami tubuh mereka dan hak mereka atas tubuh mereka. Hal ini juga dapat membantu orang untuk mengenali tanda-tanda dan gejala pelecehan seksual.
- Pelatihan keterampilan hidup. Pelatihan ini dapat membantu orang untuk mengembangkan keterampilan yang dapat membantu mereka untuk melindungi diri, seperti keterampilan komunikasi, keterampilan resolusi konflik, dan keterampilan manajemen stres.
- Layanan dukungan. Layanan dukungan ini dapat membantu orang yang telah mengalami kekerasan seksual untuk pulih dari trauma. Selain itu dengan meningkatkan kesehatan mental masyarakat, kita dapat membantu untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual.
Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami dampak psikologis kekerasan seksual, penting untuk mencari bantuan profesional. Terapi dapat membantu korban untuk mengatasi trauma dan pulih dari pengalaman mereka. Hubungi Penulis 082230862122.